Kuliner Ponorogo yang Bikin Kangen
Artikel ini akan mengajak kamu menyusuri makanan-makanan favorit warga lokal Ponorogo yang layak dicoba, baik siang maupun malam.
![]() |
kuliner |
1. Sate Ayam Ponorogo: Ikon Rasa yang Melekat
Sate Ayam khas Ponorogo punya potongan daging ayam panjang
dan empuk, dilumuri bumbu kacang yang gurih dan manis. Bedanya dengan sate
Madura? Sate Ponorogo diolah lebih lama dalam bumbu sebelum dibakar, jadi lebih
meresap.
“Setiap pulang ke kampung, saya pasti mampir ke Sate Pak
Tukri. Rasanya enggak pernah berubah dari dulu, selalu gurih dan bikin rindu,”
kata Pak Fajar, perantau asal Jakarta.
Sate ini biasanya disajikan dengan lontong dan sambal kecap. Cocok dimakan malam hari saat udara mulai dingin.
![]() |
kuliner |
2. Dawet Jabung: Segar dan Bikin Adem
Cuaca panas di Ponorogo memang paling pas diimbangi dengan
segelas Dawet Jabung. Terbuat dari santan, gula merah cair, dan cendol hijau
yang kenyal, minuman ini jadi favorit banyak orang.
“Saya temuin ini waktu jalan-jalan ke Desa Jabung. Rasanya
seger banget dan lebih wangi dibanding es cendol biasanya,” cerita Ayu,
wisatawan asal Bandung.
Harganya pun ramah kantong, hanya sekitar Rp5.000 per gelas.
![]() |
kuliner |
3. Rujak Petis: Campuran Buah dan Bumbu yang Unik
Rujak Petis ala Ponorogo biasanya dijajakan di pasar
tradisional. Buah-buahan seperti timun, bengkuang, dan nanas dicampur bumbu
petis yang kental dan gurih. Rasanya unik: ada manis, asin, dan sedikit asam.
“Awalnya saya ragu nyoba, tapi ternyata enak. Petisnya
enggak amis, malah nagih,” kata Deni, pengunjung dari Blitar.
4. Nasi Pecel Khas Ponorogo: Sederhana Tapi Mengenyangkan
Kalau kamu cari sarapan khas, Nasi Pecel Ponorogo bisa jadi
pilihan. Isinya sayur rebus, sambal kacang pedas, dan pelengkap seperti
rempeyek dan tempe goreng.
“Bumbunya lebih pedas dibanding pecel daerah lain, dan ada
aroma kecombrang-nya,” kata Bu Sri, penjual di Pasar Sumoroto.
Satu porsi cukup bikin kenyang sampai siang.
5. Soto Patas: Hangat dan Gurih
Di jalur Patas, banyak warung soto yang buka pagi hingga
siang. Kuah sotonya bening tapi berkaldu kuat, berisi suwiran ayam kampung,
toge, dan seledri.
“Saya langganan Soto Mbak Ninik sejak zaman kuliah. Rasanya
ringan tapi gurih, cocok banget buat sarapan,” kata Rian, warga asli Madiun.
6. Jenang Mirah: Manis Tradisional yang Lembut
Jenang ini sering dijadikan oleh-oleh. Teksturnya lembut,
dengan rasa manis yang pas. Terbuat dari ketan, santan, dan gula merah.
Biasanya dibungkus plastik kecil dan mudah ditemukan di toko
oleh-oleh sekitar alun-alun Ponorogo.
7. Tiwul dan Gatot: Jajanan Kuno yang Masih Dicari
Tiwul terbuat dari tepung singkong, dimasak lalu ditaburi
kelapa parut. Sedangkan gatot dibuat dari singkong yang dikeringkan dan
dikukus. Rasanya manis dan gurih.
“Ini makanan masa kecil saya. Dulu ibu sering bikin sendiri,
sekarang beli di pasar,” cerita Pak Yudi, warga Desa Jetis.
8. Gethuk Lindri: Camilan Sore yang Lembut
Gethuk Lindri Ponorogo dibuat dari singkong kukus yang
ditumbuk dan dicampur gula, lalu dibentuk warna-warni dan disajikan dengan
parutan kelapa.
Penjualnya biasanya keliling pagi dan sore hari.
9. Sogol: Sarapan Langka Khas Desa
Sogol adalah makanan dari tepung sagu yang dimasak dengan
kuah santan. Rasanya gurih, disajikan dengan sambal dan kerupuk.
“Saya nemu ini pas bersepeda ke desa. Rasanya enak dan beda
dari yang pernah saya coba,” kata Lilis, pengunjung dari Kediri.
10. Kue Lumpur dan Kipo: Cita Rasa di Balik Kesederhanaan
Dua kue tradisional ini sering muncul di acara syukuran. Kue
lumpur lembut seperti puding kentang, sedangkan kipo berisi kelapa manis dan
dibungkus daun pisang.
Keduanya mudah ditemukan di pasar pagi atau saat ada hajatan
warga.
Menjelajahi Rasa, Mengenal Budaya
Dari sate hingga sogol, kuliner Ponorogo menunjukkan
betapa beragamnya kekayaan rasa di daerah ini. Bukan hanya soal makanan, tapi
juga pengalaman, kenangan, dan cerita orang-orang yang menjalaninya.
Jika kamu ingin mengenal lebih banyak ragam kuliner
khas Jawa Timur dari berbagai kota, jangan ragu kunjungi Kulinerjawa.com — rumah bagi
cerita-cerita rasa yang otentik dari timur hingga barat Pulau Jawa.