Lezatnya Makanan Ponorogo
![]() |
kuliner |
Sate Ayam Ponorogo: Cita Rasa Juara
Siapa yang tak kenal dengan Sate Ayam Ponorogo? Daging ayam
dipotong memanjang dan dimarinasi dengan bumbu rempah, lalu dibakar hingga
matang sempurna.
“Sate ini selalu saya cari saat mudik ke Ponorogo. Bumbunya
meresap dan dagingnya lembut banget,” ujar Mbak Rani, warga Surabaya.
Sate disajikan dengan lontong dan bumbu kacang kental yang manis gurih. Rasanya khas dan susah ditandingi oleh sate dari daerah lain.
![]() |
kuliner |
Dawet Jabung: Minuman Segar Andalan
Dari sisi minuman, Dawet Jabung menjadi favorit banyak
orang. Disajikan dengan es batu, cendol hijau, santan kental, dan gula merah
cair.
“Rasanya seger dan manisnya pas. Pas banget diminum siang
hari,” komentar Dito, pelancong asal Malang.
Dijual di sekitar Desa Jabung, minuman ini sudah jadi simbol
kesegaran khas Ponorogo.
Rujak Cingur Ala Ponorogo
Meskipun dikenal di Surabaya, rujak cingur versi Ponorogo
punya ciri khas sendiri. Bumbunya lebih pedas dan teksturnya kental. Cingurnya
pun empuk dan tidak berbau.
Kombinasi sayuran segar, lontong, dan petis menjadikan rujak ini favorit anak muda lokal.
![]() |
kuliner |
Nasi Pecel yang Selalu Dirindukan
Sarapan paling nikmat di Ponorogo? Nasi pecel jawabannya.
Terdiri dari sayur bayam, kenikir, tauge, dan sambal kacang pedas gurih.
“Saya kangen pecel khas Ponorogo. Lebih nendang sambalnya
dibanding pecel lain,” kata Bu Nur, warga asli Jetis.
Tambahan rempeyek atau tempe goreng bikin sarapan ini makin
komplet.
Soto Ayam Ponorogo: Hangat dan Lezat
Buat kamu yang suka makanan berkuah, cobalah Soto Ayam
Ponorogo. Disajikan dengan suwiran ayam kampung, kuah bening, dan sambal.
“Saya biasa sarapan soto di Pasar Legi. Murah meriah dan
rasanya konsisten,” ucap Pak Heri, pedagang lokal.
Paduan kuah gurih dan kerupuk menjadikannya menu yang cocok
untuk segala suasana.
Jenang Mirah: Oleh-oleh Manis
Jenang Mirah adalah penganan manis berbahan dasar ketan dan
gula merah. Rasanya manis legit dan teksturnya kenyal.
Mudah ditemukan di toko oleh-oleh sekitar alun-alun
Ponorogo, makanan ini cocok sebagai buah tangan setelah berkunjung ke kota
Reog.
Tiwul dan Gatot: Warisan Desa yang Tetap Dicari
Keduanya berbahan dasar singkong. Tiwul memiliki tekstur
butiran kecil, sementara gatot dibuat dari singkong kering yang dikukus.
“Ini jajanan nostalgia. Nenek saya dulu suka bikin tiwul
tiap pagi,” cerita Ardi, pengunjung dari Kediri.
Disajikan dengan kelapa parut, rasanya sederhana tapi nagih.
Gethuk Lindri: Kue Tradisional yang Lembut
Singkong kukus dihaluskan lalu diberi warna-warna menarik,
ditaburi kelapa parut. Rasanya manis lembut, sering dijumpai di pasar pagi atau
dijajakan oleh pedagang keliling.
Sogol: Sarapan Langka yang Mulai Sulit Dicari
Sogol adalah makanan khas desa yang terbuat dari tepung sagu
dan disajikan dengan kuah santan dan sambal.
“Pas pertama nyoba di pasar desa, saya kira bubur biasa.
Ternyata ini sogol, enak banget,” ujar Lina, food blogger dari Tulungagung.
Makanan ini semakin langka tapi punya tempat tersendiri di
hati warga lokal.
Kuliner Malam Ponorogo: Tak Hanya Sate
Saat malam tiba, banyak warung yang buka hingga larut malam.
Mulai dari mie ayam, nasi goreng, hingga aneka gorengan yang dijual di sekitar
Jalan Jenderal Sudirman.
Kamu juga bisa menemukan warung-warung sate yang tetap buka
sampai tengah malam. Sambil duduk lesehan, menikmati malam kota kecil dengan
pemandangan khas Jawa Timur.
Penutup: Ponorogo dan Cerita Rasa
Kuliner Ponorogo adalah bagian dari identitas daerah. Setiap
makanan punya cerita, punya ingatan, dan tentu saja punya rasa yang sulit
dilupakan.
Jika kamu ingin mengeksplor lebih banyak cerita kuliner khas Jawa Timur
lainnya, kunjungi situs Kulinerjawa.com untuk rekomendasi terbaik, mulai
dari Solo hingga Banyuwangi.