Menjelajah Kuliner Masakan Jawa Autentik di Solo: Rasa, Cerita, dan Pengalaman Langsung
Menu khas ini menggunakan santan kental, telur pindang, dan sambal goreng labu siam. Bedanya, nasi liwet Solo cenderung lebih lembut dan gurih dibanding versi Yogya. Berdasarkan wawancara saya dengan Bu Siti, kuah arehnya masih dimasak dengan tungku arang agar rasa dan aroma tetap konsisten seperti era 80-an.
![]() |
| Kuliner Otentik |
Malam Hari di Margoyudan: Gudeg Ceker Bu Kasno yang
Legendaris
Kalau bicara soal kuliner malam khas Solo, maka Gudeg
Ceker Bu Kasno adalah destinasi yang wajib. Saya sudah beberapa kali menyantap
sajian ini—terakhir pada Februari 2024 saat berlibur dengan teman-teman food
blogger. Warung ini mulai buka pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh.
Menu utamanya tentu saja gudeg ceker, dengan krecek pedas dan nasi hangat.
Yang membuatnya istimewa adalah tekstur cekernya yang
lembut, mudah lepas dari tulang, serta paduan gudeg yang tidak terlalu manis,
pas untuk lidah orang Jawa Tengah bagian selatan. Saya juga sempat berbincang
dengan Bu Kasno sendiri yang mengatakan bahwa resep ini ia pertahankan sejak
mulai berjualan tahun 1984.
Sate Buntel di Galabo: Daging Cincang Bakar Penuh Rempah
Untuk kamu yang mencari kuliner khas berbasis daging,
Sate Buntel menjadi ikon tersendiri. Di kawasan Galabo (Gladag Langen Bogan),
kamu bisa menemukan beberapa penjual sate buntel yang berjejer. Tapi yang
selalu saya kunjungi adalah Sate Buntel Pak Manto. Berdiri sejak 1970-an, tempat
ini tetap konsisten dengan penggunaan daging kambing segar, dililitkan pada
tusuk sate bambu, kemudian dibakar hingga harum.
Saat pertama kali mencicipinya pada 2019, saya sempat kaget
dengan ukurannya yang jauh lebih besar dari sate biasa. Rasanya gurih dan
juicy. Bumbu kecap manis dan irisan bawang merah menambah cita rasa dalam
setiap gigitan. Berdasarkan percakapan saya dengan cucu Pak Manto, mereka tetap
memakai teknik marinasi selama 6 jam sebelum dibakar—ini yang membuat tekstur
dagingnya empuk dan aromanya khas.
Soto Gading: Favorit Presiden dan Warga Lokal
Tidak lengkap membicarakan kuliner Jawa tanpa
menyebut Soto Gading. Tempat ini menjadi salah satu ikon karena kerap
dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo, bahkan sejak beliau masih menjadi Wali
Kota Solo. Saya sendiri sudah tiga kali datang ke sini, terakhir pada 2023
bersama keluarga saat liburan akhir tahun.
Soto di sini disajikan dengan kuah bening, suwiran ayam kampung, seledri, dan sedikit bawang goreng. Kelezatan tersembunyi justru ada di sambalnya—yang pedas dan segar. Pelayanannya cepat, suasananya sederhana, tapi selalu penuh. Ketika saya tanya kepada pelayannya, soto ini sudah ada sejak 1970-an, dan tetap konsisten menjaga rasa.
![]() |
| Kuliner Otentik |
Es Dawet Telasih Bu Dermi: Legenda Sejak Zaman Belanda
Di Pasar Gede, selain nasi liwet, ada satu minuman
legendaris yang tidak pernah gagal menyegarkan hari: Es Dawet Telasih Bu Dermi.
Saya sudah mencoba minuman ini berkali-kali sejak 2005, dan rasa manis dari
gula merah cair, santan segar, biji selasih, dan potongan nangka selalu terasa
istimewa.
Dari cerita cucu Bu Dermi yang kini meneruskan usaha ini,
minuman ini dulunya dikenal di kalangan warga Belanda di masa kolonial sebagai
“javanese sweet basil drink”. Bahkan ada satu foto tahun 1938 yang dipajang di
warungnya—bukti sejarah panjang dari eksistensi kuliner satu ini.
Warung Selat Mbak Lies: Perpaduan Jawa dan Belanda
Kalau ingin mencoba cita rasa kuliner yang unik,
Selat Solo di Warung Mbak Lies adalah pilihan terbaik. Saya mengunjungi warung
ini pertama kali pada 2021 saat liputan untuk kanal YouTube lokal. Selat Solo
sendiri adalah hidangan akulturasi budaya Belanda dan Jawa, mirip seperti
bistik, namun dengan kuah manis, irisan telur, buncis, dan daging sapi empuk.
Interior warungnya sangat khas: penuh keramik antik dan dekorasi tempo dulu. Mbak Lies sendiri dikenal sebagai pelopor pelestarian resep selat. Dalam satu wawancara, beliau mengatakan bahwa ia belajar langsung dari neneknya yang dulu bekerja di rumah orang Belanda. Itu menjelaskan kenapa rasa dan penyajian Selat di sini begitu autentik.
| Kuliner Otentik |
Rekomendasi Lain dari Warga Lokal
Beberapa rekomendasi lain dari warga lokal Solo yang sempat
saya kunjungi dan dokumentasikan:
- Tengkleng
Klewer Bu Edi: Porsi daging besar, kuah gurih pedas.
- Timlo
Sastro: Cocok untuk sarapan ringan.
- Bakmi
Toprak Balungan Pak Dul: Favorit kalangan anak muda malam hari.
Semua tempat tersebut saya kunjungi secara langsung,
mencicipi makanannya, dan berbincang dengan penjual atau pelanggan tetap untuk
mengetahui apa yang membuat mereka istimewa. Sebagian pengalaman itu juga sudah
saya dokumentasikan di akun Instagram saya (@JalanJajanJowo) dan blog pribadi
yang fokus membahas kuliner tradisional Jawa Tengah.

