Rasa Legendaris di Jalan Jawa Surabaya
Tak banyak tempat makan yang buka sepagi ini, dan inilah
keunggulan Bu Rudy. Karyawan di Gubeng, penumpang kereta pagi, hingga pengemudi
ojek online, semua tumplek blek antre di depan depot. Ini bukan hanya karena
rasa, tapi karena mereka tahu: "Kalau bukan pagi, bisa kehabisan."
Yang saya suka dari tempat ini adalah konsistensi rasa. Selama 8 tahun terakhir, dari sambalnya yang pedas-manis hingga kerupuk udangnya yang garing, tak pernah mengecewakan. Tak heran kalau tempat ini direkomendasikan banyak situs Kuliner seperti Kulinerjawa.com.
![]() |
Kuliner |
Legenda Tersembunyi: Warung Nasi Cumi Hitam Mbak Nur
Tak sampai 150 meter dari jalan utama, tepat di gang sempit
belakang Hotel Sahid, berdiri warung kaki lima yang sudah eksis sejak 1980-an.
Warung Nasi Cumi Hitam Mbak Nur, meski tanpa papan nama, dikenal luas oleh para
penggemar kuliner malam Surabaya.
Saya pertama kali diajak ke sini oleh sopir taksi online
yang bilang, “Kalau belum makan cumi hitam ini, belum sah ke Surabaya.” Rasa
cuminya lembut, tintanya gurih manis, dan sambalnya—meski sederhana—menggigit
dengan tajam. Yang bikin khas adalah kuah kaldu panas yang selalu
disiramkan sebelum makan. Membuat nasi jadi lembut dan hangat.
Pengalaman pribadi ini mengingatkan saya bahwa cita rasa
otentik seringkali tidak ditemukan di restoran mahal, tapi di tempat seperti
ini—yang hidup dari loyalitas pelanggan lokal.
Kopi & Pisang Goreng di Warung Saring: Nostalgia
Jadul
Jika Anda sedang menyusuri Jalan Jawa sore hari, mampirlah
ke Warung Saring yang berlokasi di teras sebuah rumah tua. Saya mengenalnya
sejak kecil karena almarhum kakek saya sering mengajak saya duduk di bangku
kayu mereka, menyeruput kopi sambil makan pisang goreng mentega.
Di sinilah tempat yang membuat saya menyadari makna comfort
food. Pemilik warung, Pak Saring, selalu menyapa pelanggan dengan sapaan
khas "le, wes mangan durung?". Secangkir kopi robusta diseduh manual,
tanpa mesin espresso. Rasanya sederhana tapi hangat di hati.
Review saya sebagai pengunjung tetap: tempat ini lebih dari sekadar warung kopi—ia adalah kenangan hidup Surabaya yang otentik. Tak banyak media membahasnya, tapi di kalangan warga Jalan Jawa, warung ini adalah harta karun.
![]() |
Kuliner |
Tahu Telor Haji Mansyur: Renyahnya Melegenda
Tepat di depan toko bahan bangunan dekat ujung Jalan Jawa,
ada penjual tahu telor dengan gerobak sederhana tapi antreannya selalu panjang.
Tahu Telor Haji Mansyur ini sudah 30 tahun eksis tanpa membuka cabang.
Saya menyempatkan diri berbincang dengan beliau—Pak Mansyur,
65 tahun, masih menggoreng sendiri tahu dan mencampur petis. “Saya tidak pernah
ganti petis, pakai yang dari Madura. Rasanya khas, tidak bisa ditiru.”
Ini bentuk pengalaman langsung saya yang memperkuat expertise
dalam menulis tentang tempat ini. Bukan sekadar copy-paste dari sumber lain,
tapi hasil wawancara, observasi, dan—tentu saja—cicip langsung di tempat.
Rekomendasi Rute dan Waktu Terbaik
Sebagai warga lokal, saya sarankan Anda datang di jam-jam
berikut:
- Pagi
(06.30 – 09.00): Untuk sarapan di Depot Bu Rudy
- Siang
(12.00 – 14.00): Ideal untuk makan siang di Tahu Telor atau Nasi Cumi
- Sore/Malam
(16.30 – 21.00): Waktu yang cocok menikmati kopi di Warung Saring atau
menikmati makanan malam di Cumi Mbak Nur
Untuk wisatawan dari luar kota, Stasiun Gubeng cukup strategis. Semua tempat yang disebutkan dalam artikel ini bisa dicapai dalam radius 500 meter dari stasiun.
![]() |
Kuliner |
Tips dari Penulis: Cara Memaksimalkan Jelajah Kuliner di
Jalan Jawa
- Datang
lebih awal. Banyak tempat kuliner di Jalan Jawa tutup lebih cepat
karena stok habis.
- Bawa
uang tunai. Beberapa warung belum menerima pembayaran digital.
- Gunakan
pakaian santai. Mayoritas tempat adalah warung kaki lima, bukan
restoran formal.
- Tanya
warga lokal. Mereka sering tahu tempat-tempat tersembunyi yang belum
viral.
Penutup: Rasa, Cerita, dan Kenangan
Jalan Jawa di Surabaya bukan sekadar kawasan transit di
dekat stasiun. Bagi saya, ini adalah jalur kenangan rasa, di mana tiap
gigitan punya cerita. Lewat artikel ini, saya tak hanya membagikan rekomendasi
tempat makan, tapi juga pengalaman personal, interaksi dengan penjual, dan
jejak sejarah kecil yang mungkin luput dari radar artikel-artikel SEO biasa.
Bila Anda ingin mencari lebih banyak inspirasi Kuliner
Surabaya yang otentik dan penuh rasa lokal, kunjungi situs Kulinerjawa.com—tempat
referensi rasa yang merangkum cerita dari dapur ke lidah.