10 Kuliner Khas Jawa Tengah yang Jarang Diketahui tapi Rasanya Autentik Banget

Table of Contents
Kulinerjawa.com - Kuliner Jawa Tengah dikenal luas karena cita rasanya yang cenderung manis, gurih, dan sederhana. Namun di balik popularitas lumpia, gudeg, atau soto, ternyata masih banyak hidangan lain yang tak kalah enak, tetapi jarang diketahui wisatawan. Di artikel ini, kita akan menjelajahi 10 makanan khas Jawa Tengah yang keberadaannya mulai langka, namun tetap dipertahankan di kota asalnya.



Sekilas Tentang Ciri Khas Kuliner Jawa Tengah

Dominasi rasa manis, gurih, dan rempah ringan

Masakan Jawa Tengah identik dengan cita rasa manis dan gurih, terutama wilayah pesisir utara dan kota-kota budaya seperti Solo dan Semarang. Rempah yang digunakan cenderung ringan, tidak sepekat masakan Sumatera atau pedas seperti Jawa Timur. Hal inilah yang membuat masakan Jawa Tengah terasa “halus” dan mudah diterima banyak orang.

Pengaruh budaya keraton dan pedesaan

Kuliner Jawa Tengah banyak dipengaruhi budaya keraton Mataram yang menonjolkan kelembutan rasa. Di desa-desa, bahan makanan alami seperti daun, singkong, jagung, dan kelapa menjadi bagian penting dalam olahan hariannya. Perpaduan kedua budaya ini menghasilkan kuliner yang unik dan penuh filosofi.

Mengapa banyak kuliner Jawa Tengah kurang dikenal?

Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  • Hanya dijual di daerah kecil
  • Tidak populer di media sosial
  • Bahan baku dan teknik masak yang mulai jarang digunakan
  • Hanya disajikan saat acara tertentu

Karena itu, memperkenalkan kembali kuliner langka ini penting untuk melestarikan warisan gastronomi Jawa Tengah.


1. Tempe Kemul Wonosobo

Asal-usul dan sejarah

Tempe kemul adalah gorengan khas Wonosobo yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kata “kemul” berarti selimut, merujuk pada lapisan tepung tebal yang menyelimuti tempe.

Ciri khas rasa dan penyajian

Tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, dengan aroma kencur yang kuat. Warna kuningnya berasal dari kunyit, membuat tampilannya menggoda.

Tempat terbaik mencicipi

Kamu bisa menemukannya di pasar-pasar tradisional Wonosobo, terutama dekat area terminal Mendolo atau menuju Dieng.


2. Garang Asem Kudus

Keunikan kuah asam pedas dan daun pisang

Garang asem menggunakan ayam kampung yang dimasak dengan kuah bening asam, pedas, dan gurih. Yang khas, masakan ini diproses dengan cara dibungkus daun pisang lalu dikukus.

Variasi garang asem di tiap daerah

Di Kudus kuahnya lebih bening, sedangkan di Grobogan warnanya sedikit kemerahan karena tambahan cabai.

Rekomendasi resto/warung terkenal

Garang Asem Sari Rasa Kudus dan Garang Asem Bu Warni menjadi dua tempat populer yang mempertahankan resep tradisional.


3. Nasi Grombyang Pemalang

Ciri khas kuah cair dan aroma rempah

Nasi grombyang memiliki kuah yang lebih banyak dibanding soto biasa sehingga terlihat “bergoyang” (grombyang) saat disajikan.

Bahan utama dan cara penyajian

Menggunakan daging sapi yang dipotong kecil, kuah rempah yang ringan, dan sambal tauco khas Pemalang.

Perbedaan dengan soto khas Jawa lainnya

Lebih encer, aromanya tajam, dan penggunaan tauco menjadi pembeda utama.


4. Bothok Mercon Semarang

Rasa pedas ekstrem khas ini bagaimana?

Bothok mercon adalah campuran teri, petai cina, cabai rawit, dan parutan kelapa yang dibungkus daun pisang. Pedasnya sangat menyengat.

Bahan tradisional “bungkus daun pisang”

Penggunaan daun pisang memberi aroma khas yang sulit digantikan.

Cocok untuk pecinta pedas sejati

Menu ini wajib dicoba jika kamu penggemar makanan pedas ekstrem dan tradisional.


5. Lentho Tempe Blora

Tekstur renyah luar, lembut dalam

Lentho terbuat dari campuran singkong dan tempe yang digoreng garing.

Kenapa jajanan ini mulai langka?

Karena banyak pedagang jajanan pasar memilih membuat gorengan umum yang lebih cepat laku.

Cara menikmati yang paling enak

Paling nikmat disantap bersama pecel Blora atau sebagai camilan sore.


6. Sego Tewel Wonogiri

Kuliner sederhana khas desa

Tewel (nangka muda) menjadi bahan utama, dipadukan dengan bumbu santan gurih.

Kombinasi tempe, tewel, dan santan

Rasanya sederhana, namun aromanya sangat khas dan cocok sebagai menu sarapan.

Warung yang masih menjualnya

Biasanya ditemukan di Wonogiri bagian pinggiran, terutama di kecamatan Jatisrono dan Slogohimo.


7. Growol Kulon Progo

Makanan pokok tradisional zaman dulu

Growol adalah makanan pokok pengganti nasi, dibuat dari singkong fermentasi.

Cita rasa unik dari singkong fermentasi

Rasanya sedikit asam, lembut, dan rendah gluten.

Pasangan lauk yang cocok

Growol paling cocok disajikan bersama ikan asin atau sambal bawang.


8. Thiwul Manis Gunung Kidul

Pengganti nasi di masa paceklik

Thiwul dahulu dibuat saat musim kemarau panjang ketika beras sulit ditemukan.

Cara penyajian dengan gula merah atau kelapa

Thiwul manis memiliki rasa gurih dengan sentuhan manis yang lembut.

Nilai gizi khas pangan lokal

Lebih tinggi serat dan lebih rendah gula dibanding nasi putih.


9. Sate Bumbon Jepara

Teknik ungkep bumbu sebelum dibakar

Daging ayam diungkep terlebih dahulu sehingga bumbunya meresap sempurna sebelum dipanggang.

Perbedaan dengan sate ayam Madura dan Padang

Rasanya lebih gurih dan tidak memakai bumbu kacang.

Aroma khas yang bikin nagih

Daun jeruk dan serai membuat aromanya semakin harum.


10. Kupat Blengong Brebes

Kombinasi kupat dan daging blengong

Blengong adalah hasil kawin silang bebek dan entok yang dagingnya gurih dan lembut.

Kekhasan kuah rempah Brebes

Kuahnya merah kecoklatan, gurih, dan sedikit pedas.

Kapan makanan ini biasa disajikan?

Kupat Blengong sering muncul saat acara syukuran atau perayaan desa.


Tips Menjelajahi Kuliner Langka Jawa Tengah

Cari pasar tradisional vs rumah makan lokal

Kuliner langka sering hanya ada di pasar pagi atau rumah makan kecil milik warga.

Waktu terbaik berburu kuliner khas

Pagi hari adalah waktu paling ideal karena banyak masakan tradisional dijual saat sarapan.

Cara memastikan rasa autentik

Pilih warung yang dimasak oleh warga asli daerah setempat dan mengandalkan resep turun-temurun.


Penutup Tanpa Kesimpulan (Closing Singkat)

Ajak pembaca mencoba langsung makanan-makanan langka ini

Jika kamu ingin merasakan cita rasa Jawa Tengah yang sesungguhnya, jangan hanya mencicipi makanan populernya saja. Cobalah kuliner langka ini—setiap daerah punya cerita dan rasa autentik yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.